Pengetahuan Terkini tentang Hubungan antara Membaca dan Kinerja Otak Manusia

Otak merupakan pusat kendali yang memfasilitasi berbagai proses terkait yang memungkinkan kita untuk menggunakan bahasa secara lisan maupun tertulis. Pada bagian ini, Anda akan menjelajahi bagian-bagian otak yang bertanggung jawab dalam proses membaca, baik itu membaca secara verbal maupun tulisan.

Bagaimana pendapat para peneliti saat ini mengenai perkembangan kemampuan membaca? Meskipun otak kita memiliki koneksi dengan bahasa lisan dan kita belajar berbicara melalui paparan, kemampuan membaca harus diajarkan secara khusus. Proses pembelajaran membaca memengaruhi struktur dan fungsi otak kita. Setelah kita mempelajari cara membaca, hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk diubah! Otak kita secara otomatis memproses informasi dari tulisan yang kita lihat tanpa memerlukan usaha sadar dari kita.

Kemampuan membaca manusia melibatkan serangkaian proses yang luas dan kompleks yang dijalankan oleh otak. Namun, komponen-komponen yang terlibat dalam membaca tidak dapat dipisahkan atau diajarkan secara terpisah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Marilyn Adams (1994), “bagian-bagian dari sistem membaca harus berkembang bersama. Mereka saling memengaruhi satu sama lain dan tumbuh bersama” (Adams, 1994, hal. 785).

Pemahaman dilakukan oleh otak saat membaca informasi

Para peneliti telah mengidentifikasi empat wilayah otak yang berperan penting dalam proses membaca:

  • Korteks visual, bertanggung jawab dalam memahami huruf dan kata-kata.
  • Korteks fonologis, menghubungkan suara dengan huruf.
  • Korteks semantik, menyimpan makna kata-kata.
  • Korteks sintaksis, membantu dalam memahami aturan dan struktur kalimat.

Semua bagian otak ini bekerja secara bersinergi, membentuk jalur saraf yang efisien dan cepat ketika kita membaca.

Otak kita terdiri dari dua sisi atau hemisfera. Setiap sisi terdiri dari empat bagian atau lobus: frontal, parietal, temporal, dan oksipital. Sisi kiri otak memiliki peran khusus dalam pemrosesan bahasa, pembentukan ucapan, dan membaca. Setiap bagian otak ini memiliki peran unik dalam mengurai kata-kata dan berinteraksi untuk mengaitkan teks yang tercetak dengan suara dan makna huruf:

  • Wilayah parietal-temporal, bertanggung jawab dalam mengurai kata-kata tertulis menjadi suara-suaranya (analisis kata dan pengucapan).
  • Wilayah oksipital-temporal, tempat di mana otak menyimpan gambaran visual dan makna kata (pengenalan huruf dan kata secara otomatis, serta pemahaman bahasa).
  • Wilayah frontal, berperan dalam menghasilkan ucapan (memproses bunyi saat mendengar dan berbicara).

Kutipan ini diambil dari Teaching Reading Sourcebook, Third Edition. Honig B., Diamond L. & Gutlohn, L. (© 2018 by CORE). Ini adalah sumber yang bagus untuk informasi tentang pengajaran membaca.

Cara Otak Membaca

Cara otak membaca merupakan suatu proses yang menarik. Ketika kita membaca, otak kita melakukan transformasi huruf dan karakter yang ada di halaman menjadi suara atau bahasa lisan. Namun, bagaimana sebenarnya otak melakukan hal ini? Ini merupakan fokus dari penelitian seorang ahli saraf kognitif bernama Stanislas Dehaene dalam bukunya “Reading in the Brain: The New Science of How We Read”.

Dehaene, seorang profesor di Collège de France dan pemenang Brain Prize 2014, secara khusus mempelajari bagaimana otak kita memproses membaca serta telah mengungkap jaringan otak yang terlibat dalam proses ini. Penelitiannya telah memberikan wawasan baru tentang bagaimana kita memahami membaca dan bagaimana cara terbaik mengajarkannya kepada orang lain.

Untuk lebih memahami penelitiannya yang menarik ini dan dampaknya terhadap pendekatan pembelajaran membaca, tersedia informasi lebih lanjut dalam sebuah video yang menjelaskan temuannya dengan cara yang lebih mendalam dan jelas bagi kita semua.

Apa yang dapat dipelajari dari penelitian ilmiah tentang bagaimana anak-anak belajar membaca? Dan sejauh mana hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas?

Dr. Mark Seidenberg, seorang ilmuwan kognitif, menjelaskan bahwa keterampilan membaca ditandai oleh kemampuan menggabungkan tulisan dengan pemahaman seseorang terhadap bahasa lisan. Beliau juga mengulas pengetahuan yang telah kita peroleh dari studi tentang gambaran otak.

Mengerti kesulitan seseorang dalam hal membaca

Ahli saraf mempelajari otak dan cara kerjanya. Perkembangan dalam ilmu saraf telah memperkuat pemahaman kita tentang proses belajar membaca, mengeja, dan menulis. Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, penelitian menggunakan fMRI pada otak siswa yang sedang membaca menunjukkan perbedaan penting antara otak pembaca yang mahir dan mereka yang mengalami kesulitan (Eden, G., 1996, 2002; Meyer et al., 2008; Shaywitz et al., 2002, 2004). Pemindaian otak pada siswa dengan disleksia menunjukkan perbedaan signifikan:

  • Otak mereka menunjukkan aktivitas yang lebih rendah pada bagian kiri yang biasanya mengolah bahasa, dan
  • Aktivitas otak mereka meningkat pada area lain untuk mengkompensasi kekurangan tersebut.

Penelitian ilmu saraf menarik menunjukkan bahwa intervensi dalam membaca dapat mengubah cara kerja otak bagi pembaca yang mengalami kesulitan (Barquero, Davis, & Cutting, 2014). Siswa yang merespons dengan baik terhadap intervensi yang berfokus pada kata-kata mungkin dapat mengubah fungsi otak mereka agar membaca menjadi lebih mudah dan efisien. Ini adalah area penelitian yang menjanjikan dalam ilmu saraf.

Apa perbedaan otak penderita disleksia?

Ada perbedaan dalam otak individu yang mengalami disleksia. Guinevere Eden, seorang profesor di Departemen Pediatrik dan Direktur Pusat Studi Pembelajaran di Universitas Georgetown, melakukan penelitian menggunakan pemindaian MRI. Penelitiannya fokus pada pemetaan aktivitas otak dan upaya untuk memahami tanda-tanda biologis dari kondisi disleksia. Tujuannya adalah untuk menemukan cara yang lebih cepat dan tepat dalam mendiagnosis disleksia pada anak-anak sejak dini.

Guru, Anda sedang mempengaruhi perkembangan pikiran dan pemikiran

Menurut Dr. Guinevere Eden, ketika seseorang belajar membaca, otak mereka mengalami perubahan. Bagi anak-anak yang menghadapi kesulitan dalam mengembangkan kemampuan membaca yang baik, guru dapat memberikan bantuan yang sangat penting. Ini bisa dilakukan melalui intervensi yang intensif, yang bertujuan untuk merangsang bagian otak yang membantu dalam proses membaca.