“Berpolitik bagi Nahdlatul Ulama haruslah dilakukan dengan moral, etika, dan budaya yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, menjunjung tinggi Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
― Pedoman Berpolitik Warga NU ―
Di tengah dinamika politik yang semakin kompleks, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia menawarkan suatu pandangan unik mengenai berpolitik. Melalui pedoman berpolitik warganya, NU menekankan pentingnya menjalani aktivitas politik dengan moral, etika, dan budaya yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam tulisan ini, kita akan merenungi makna dan implikasi dari kutipan inspiratif dalam Pedoman Berpolitik Warga NU.
Moral sebagai Landasan Utama
Dalam berpolitik, NU menegaskan bahwa moral harus menjadi landasan utama. Artinya, segala tindakan politik harus didasarkan pada nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan integritas. Moralitas dalam berpolitik adalah pilar utama yang menciptakan fondasi kuat bagi penyelenggaraan pemerintahan yang adil dan beradab.
NU memandang bahwa politik yang berakar pada moralitas akan membentuk pemimpin yang bertanggung jawab dan tulus dalam melayani masyarakat. Oleh karena itu, setiap langkah politik harus senantiasa diukur dengan standar moral yang tinggi, sehingga tidak hanya mencapai kemenangan politik tetapi juga mendukung pembangunan karakter yang baik dalam diri pemimpin dan warga negara.
Etika sebagai Panduan Bertindak
Selain moral, NU juga menggarisbawahi pentingnya etika dalam berpolitik. Etika menjadi panduan bertindak bagi setiap individu yang terlibat dalam arena politik. Menjunjung tinggi norma-norma etika menciptakan lingkungan politik yang sehat dan bermartabat.
NU menekankan bahwa politik harus dijalankan dengan penuh hormat terhadap lawan politik, tanpa mencampuri privasi, dan selalu memegang prinsip kejujuran dalam berkomunikasi. Etika politik yang tinggi akan menciptakan suasana kompetisi yang sehat, memastikan integritas proses politik, dan membentuk kepemimpinan yang dapat diandalkan oleh rakyat.
Budaya yang Ber-Ketuhanan
Pentingnya budaya yang ber-Ketuhanan dalam politik diakui oleh NU sebagai suatu keharusan. Budaya ini mencakup pengakuan akan keberagaman, toleransi, dan rasa tanggung jawab terhadap Tuhan. Dalam konteks ini, NU mengajarkan bahwa setiap langkah politik harus diiringi dengan doa, introspeksi diri, dan kesadaran akan takdir ilahi.
NU memandang bahwa budaya yang ber-Ketuhanan akan menguatkan semangat kebersamaan dan solidaritas di antara warga. Politik yang diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan akan membentuk masyarakat yang berkeadilan sosial dan penuh kasih sayang terhadap sesama.
Persatuan Indonesia sebagai Prioritas Utama
Pedoman Berpolitik Warga NU menekankan pentingnya menjunjung tinggi Persatuan Indonesia. Dalam konteks ini, NU memandang bahwa keberagaman Indonesia adalah kekayaan yang harus dijaga bersama. Politik yang dijalankan oleh warga NU harus selalu mengedepankan semangat persatuan, mengatasi perbedaan dengan dialog dan rasa saling menghormati.
Kesimpulan: Berpolitik untuk Keadilan Sosial
Dengan mengusung prinsip-prinsip moral, etika, budaya ber-Ketuhanan, dan persatuan, NU meyakini bahwa berpolitik dapat menjadi sarana untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pedoman Berpolitik Warga NU bukan hanya sebuah himbauan, tetapi juga sebuah panggilan untuk menjadikan politik sebagai alat positif dalam membentuk masyarakat yang adil, beradab, dan ber-Ketuhanan. Melalui langkah-langkah kecil dan tindakan nyata, setiap warga NU diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang menerangi jalan menuju kebaikan bagi Indonesia.
Leave a Reply