Validitas memberi tahu Anda seberapa akurat suatu metode mengukur sesuatu. Jika suatu metode mengukur apa yang ingin diukur, dan hasilnya sesuai dengan nilai dunia nyata, maka metode tersebut dapat dianggap valid. Ada empat jenis validitas utama:
- Validitas konstruk (Construct validity): Apakah tes mengukur konsep yang ingin diukur?
- Validitas isi (Content validity): Apakah tes sepenuhnya mewakili apa yang ingin diukur?
- Validitas muka (Face validity): Apakah isi tes tampak sesuai dengan tujuannya?
- Validitas kriteria (Criterion validity): Apakah hasil secara akurat mengukur hasil konkret yang dirancang untuk diukur?
Dalam penelitian kuantitatif, Anda harus mempertimbangkan reliabilitas dan validitas metode dan pengukuran Anda.
Perhatikan bahwa artikel ini berkaitan dengan jenis validitas tes, yang menentukan keakuratan komponen pengukuran yang sebenarnya. Jika Anda melakukan penelitian eksperimental, Anda juga perlu mempertimbangkan validitas internal dan eksternal, yang berkaitan dengan desain eksperimen dan generalisasi hasil.
Validitas Konstruk
Validitas konstruk (Construct validity) menilai apakah suatu alat ukur benar-benar mewakili hal yang ingin kita ukur. Ini penting untuk membangun validitas keseluruhan dari suatu metode.
Apa itu konstruk? Konstruk mengacu pada konsep atau karakteristik yang tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diukur dengan mengamati indikator lain yang terkait dengannya.
Konstruksi dapat berupa karakteristik individu, seperti kecerdasan, obesitas, kepuasan kerja, atau depresi; mereka juga bisa menjadi konsep yang lebih luas yang diterapkan pada organisasi atau kelompok sosial, seperti kesetaraan gender, tanggung jawab sosial perusahaan, atau kebebasan berbicara.
Contoh. Tidak ada entitas objektif yang dapat diamati yang disebut “depresi” yang dapat kita ukur secara langsung. Namun berdasarkan penelitian dan teori psikologi yang ada, kita dapat mengukur depresi berdasarkan kumpulan gejala dan indikator, seperti rendahnya rasa percaya diri dan tingkat energi yang rendah.
Apa itu validitas konstruk? Validitas konstruk adalah tentang memastikan bahwa metode pengukuran cocok dengan konstruk yang ingin Anda ukur. Jika Anda mengembangkan kuesioner untuk mendiagnosis depresi, Anda perlu tahu: apakah kuesioner tersebut benar-benar mengukur konstruk depresi? Atau apakah itu benar-benar mengukur suasana hati responden, harga diri, atau konstruk lainnya?
Untuk mencapai validitas konstruk, Anda harus memastikan bahwa indikator dan pengukuran Anda dikembangkan dengan hati-hati berdasarkan pengetahuan relevan yang ada. Kuesioner harus mencakup hanya pertanyaan relevan yang mengukur indikator depresi yang diketahui.
Jenis validitas lain yang dijelaskan di bawah semuanya dapat dianggap sebagai bentuk bukti validitas konstruk.
Validitas Konten
Validitas isi/konten (Content validity) menilai apakah suatu tes mewakili semua aspek konstruk. Untuk menghasilkan hasil yang valid, isi tes, survei, atau metode pengukuran harus mencakup semua bagian yang relevan dari subjek yang hendak diukur. Jika beberapa aspek hilang dari pengukuran (atau jika aspek yang tidak relevan dimasukkan), validitasnya terancam dan penelitian tersebut kemungkinan menderita bias variabel yang dihilangkan.
Contoh. Seorang guru matematika mengembangkan tes aljabar akhir semester untuk kelasnya. Tes harus mencakup setiap bentuk aljabar yang diajarkan di kelas. Jika beberapa jenis aljabar tidak disertakan, hasilnya mungkin bukan indikasi yang akurat tentang pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Demikian pula, jika dia memasukkan pertanyaan yang tidak terkait dengan aljabar, hasilnya tidak lagi menjadi ukuran pengetahuan aljabar yang valid.
Validitas Muka
Validitas muka (Face Validity) mempertimbangkan seberapa cocok isi tes yang tampak di permukaan. Ini mirip dengan validitas konten, tetapi validitas muka adalah penilaian yang lebih informal dan subyektif.
Contoh. Anda membuat survei untuk mengukur keteraturan kebiasaan diet masyarakat. Anda meninjau item survei, yang menanyakan pertanyaan tentang setiap makanan hari itu dan makanan ringan yang dimakan di antara setiap hari dalam seminggu. Di permukaannya, survei tampak seperti representasi yang baik dari apa yang ingin Anda uji, jadi Anda menganggapnya memiliki validitas permukaan yang tinggi.
Karena validitas muka adalah ukuran subjektif, ini sering dianggap sebagai bentuk validitas terlemah. Namun, ini bisa berguna pada tahap awal pengembangan metode.
Validitas Kriteria
Validitas kriteria (Criterion Validity) mengevaluasi seberapa baik suatu tes dapat memprediksi hasil yang nyata, atau seberapa baik hasil tes Anda mendekati hasil tes lain.
Apa itu variabel kriteria? Variabel kriteria adalah pengukuran yang mapan dan efektif yang secara luas dianggap valid, terkadang disebut sebagai pengukuran “standar emas”. Variabel kriteria bisa sangat sulit ditemukan.
Apa itu validitas kriteria? Untuk mengevaluasi validitas kriteria, Anda menghitung korelasi antara hasil pengukuran Anda dan hasil pengukuran kriteria. Jika terdapat korelasi yang tinggi, hal ini memberikan indikasi yang baik bahwa tes Anda mengukur apa yang hendak diukur.
Contoh. Seorang profesor universitas membuat tes baru untuk mengukur kemampuan menulis bahasa Inggris pelamar. Untuk menilai seberapa baik tes tersebut benar-benar mengukur kemampuan menulis siswa, dia menemukan tes yang ada yang dianggap sebagai ukuran kemampuan menulis bahasa Inggris yang valid, dan membandingkan hasilnya ketika kelompok siswa yang sama mengikuti kedua tes tersebut. Jika hasilnya sangat mirip, tes baru memiliki validitas kriteria yang tinggi.