Langkah Mudah Menulis Buku Monograf Ilmiah yang Diakui untuk BKD

Langkah Mudah Menulis Buku Monograf Ilmiah yang Diakui untuk BKD

Dalam dunia akademik, dosen tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga berkewajiban melakukan penelitian dan menyebarluaskan hasilnya kepada masyarakat ilmiah. Salah satu bentuk nyata dari diseminasi hasil penelitian tersebut adalah melalui monograf ilmiah — karya tulis yang mengupas satu topik secara mendalam dan sistematis.

Bagi dosen di Indonesia, menulis monograf tidak hanya bernilai akademik, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap penilaian kinerja dan kenaikan jabatan fungsional. Dalam sistem Beban Kerja Dosen (BKD), monograf diakui sebagai bentuk luaran penelitian yang memberikan kontribusi terhadap angka kredit dosen.

Sayangnya, masih banyak dosen yang belum memahami apa itu monograf dan bagaimana bentuknya agar dapat diakui secara resmi dalam BKD. Tidak jarang, karya ilmiah yang sebenarnya bernilai tinggi tidak memenuhi kriteria administratif karena kesalahan dalam format, penerbitan, atau substansi ilmiah.

Menulis monograf sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Dengan memahami konsep dasarnya dan mengikuti langkah-langkah penulisan yang tepat, setiap dosen dapat menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya memenuhi kewajiban BKD, tetapi juga memperkuat rekam jejak akademiknya.

Artikel ini akan membimbing Anda melalui langkah mudah menulis monograf ilmiah yang diakui untuk BKD, mulai dari memahami definisinya hingga cara menerbitkannya secara sah.

Apa Itu Monograf Ilmiah?

Monograf ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis akademik yang memiliki posisi penting dalam dunia pendidikan tinggi. Dalam konteks BKD (Beban Kerja Dosen), monograf termasuk kategori hasil penelitian atau pemikiran ilmiah yang dipublikasikan secara resmi, dan dapat dinilai sebagai bukti kinerja penelitian dosen.

Definisi Monograf Ilmiah

Secara sederhana, monograf ilmiah adalah buku ilmiah yang membahas satu topik atau bidang kajian secara mendalam dan menyeluruh, berdasarkan hasil penelitian atau pemikiran penulis.

Berbeda dengan buku ajar yang ditulis untuk mendukung proses pembelajaran di kelas, monograf berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan melalui hasil riset atau telaah konseptual yang orisinal.

Menurut Pedoman BKD Dosen (DIKTI, 2021) dan PO PAK Dosen, monograf termasuk dalam kategori karya ilmiah yang bernilai kredit apabila:

  • Bersumber dari hasil penelitian atau pemikiran akademik,
  • Diterbitkan oleh penerbit resmi (memiliki ISBN),
  • Ditulis oleh dosen yang menjadi penulis utama atau korespondensi, dan
  • Memenuhi standar ilmiah dan etika penulisan akademik.

📚 Perbedaan Monograf dengan Buku Ajar atau Bunga Rampai

Jenis Buku Tujuan Utama Ciri Khas Diakui dalam BKD sebagai?
Monograf Ilmiah Menyebarluaskan hasil penelitian/pemikiran ilmiah Membahas satu topik secara mendalam, berbasis riset, ber-ISBN Ya, sebagai hasil penelitian/pemikiran
Buku Ajar Mendukung pembelajaran mahasiswa Disusun berdasarkan silabus mata kuliah, berorientasi pedagogis Ya, tetapi dalam kategori pengajaran
Bunga Rampai / Prosiding Menghimpun tulisan dari banyak penulis Setiap bab ditulis oleh penulis berbeda Tidak termasuk monograf

Ciri-ciri Utama Monograf Ilmiah

  • Fokus tunggal: membahas satu bidang ilmu atau isu secara mendalam.
  • Orisinal: didasarkan pada hasil penelitian atau pemikiran penulis sendiri.
  • Sistematika ilmiah: memuat pendahuluan, tinjauan pustaka, metode, hasil, dan pembahasan.
  • Diterbitkan resmi: memiliki ISBN dan diterbitkan oleh lembaga atau penerbit akademik yang diakui.
  • Bersifat abadi (evergreen): isi tetap relevan dan dapat dirujuk dalam jangka panjang.

Dengan memahami pengertian dan karakteristik monograf ilmiah, dosen dapat menempatkan karya tulisnya secara tepat dalam laporan BKD dan menghindari kesalahan umum yang sering terjadi, seperti salah kategori atau tidak memenuhi persyaratan publikasi resmi.

Syarat Monograf yang Diakui dalam BKD

Menulis monograf ilmiah saja belum cukup untuk memenuhi unsur penelitian dalam BKD Dosen. Agar karya tersebut diakui secara resmi dan memperoleh angka kredit, monograf harus memenuhi sejumlah persyaratan administratif dan substansial sesuai dengan pedoman dari Direktorat Sumber Daya DIKTI dan PO PAK Dosen.

Berikut penjelasan lengkapnya 👇

1. Diterbitkan oleh Penerbit Resmi dan Memiliki ISBN

  • Monograf yang diakui BKD harus diterbitkan oleh:
  • Penerbit universitas, lembaga penelitian, atau penerbit akademik profesional.
  • Memiliki ISBN (International Standard Book Number) yang terdaftar di Perpustakaan Nasional RI.

📌 Catatan:

ISBN menunjukkan bahwa monograf Anda adalah karya publikasi resmi, bukan sekadar laporan internal atau bahan ajar pribadi. Dosen disarankan mengecek nomor ISBN di laman resmi Perpusnas untuk memastikan keabsahan penerbitannya.

2. Penulis Utama adalah Dosen yang Bersangkutan

Agar diakui dalam BKD, dosen yang mengajukan monograf harus:

  • Menjadi penulis utama atau korespondensi, bukan sekadar kontributor.
  • Menuliskan identitas akademik lengkap (nama, NIDN, afiliasi institusi) pada halaman awal buku.

Monograf yang ditulis bersama tim dosen tetap dapat diakui, selama penulis yang bersangkutan memiliki kontribusi signifikan dan tercantum sebagai penulis utama atau utama kedua.

3. Berdasarkan Hasil Penelitian atau Pemikiran Ilmiah

Isi monograf harus:

  • Berasal dari hasil penelitian empiris, eksperimen, atau studi konseptual yang dilakukan oleh penulis.
  • Dilengkapi dengan metodologi ilmiah yang jelas dan daftar pustaka yang memadai.

Monograf yang hanya berupa kumpulan opini, esai, atau refleksi tanpa dasar penelitian tidak termasuk kategori ilmiah untuk BKD.

4. Struktur dan Sistematika Sesuai Kaidah Akademik

Agar monograf Anda diakui secara akademik dan dapat diterbitkan secara resmi dengan ISBN, struktur isi perlu menyeimbangkan antara substansi ilmiah dan format buku terbitan umum.

Artinya, monograf tetap berbasis penelitian, tetapi disajikan dalam bentuk naratif dan komunikatif — bukan seperti laporan riset mentah.

Berikut struktur yang disarankan dan disetujui oleh penerbit akademik maupun Perpustakaan Nasional:

  • Kata Pengantar: Berisi latar belakang singkat, ucapan terima kasih, dan maksud penulisan monograf.
  • Pendahuluan: Menjelaskan konteks topik, urgensi penelitian/pemikiran, dan tujuan penulisan.
  • Landasan Teoretis dan Kajian Pustaka: Menguraikan teori, konsep, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan, disajikan secara naratif.
  • Pendekatan atau Metode (Opsional): Jika monograf berbasis penelitian empiris, uraikan metode secara ringkas dan aplikatif (tidak perlu format tabel atau statistik rinci seperti skripsi).
  • Pembahasan Utama / Isi Pokok Monograf: Bab inti yang menguraikan temuan penelitian, analisis pemikiran, atau hasil kajian tematik secara mendalam dan terstruktur. Gunakan subjudul yang memudahkan pembaca umum memahami alur isi.
  • Implikasi, Rekomendasi, atau Kontribusi Ilmiah: Menjelaskan manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu, kebijakan, atau praktik di lapangan.
  • Penutup: Menyajikan kesimpulan utama dan arah penelitian/pemikiran berikutnya.
  • Daftar Pustaka: Menyebutkan sumber rujukan ilmiah yang digunakan dalam format akademik standar (APA, Chicago, atau lainnya).
  • Biodata Penulis: Wajib dicantumkan di akhir buku untuk memperkuat identitas akademik dan syarat ISBN.

📌 Catatan Penting dari Pengalaman Penerbit & Perpusnas

  • Hindari menyusun monograf dengan struktur laporan penelitian mentah seperti: Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Tinjauan Pustaka, Bab 3 Metodologi, Bab 4 Hasil, Bab 5 Kesimpulan. Format ini sering ditolak ISBN karena dikategorikan sebagai “laporan penelitian,” bukan “buku ilmiah terbitan.”
  • Gunakan gaya penulisan naratif dan populer-ilmiah, bukan teknis-statistik semata.
  • Tambahkan elemen editorial buku seperti kata pengantar, daftar isi, biodata penulis, dan desain sampul profesional.

Dengan format ini, monograf Anda akan:

  • Tetap ilmiah dan memenuhi standar akademik.
  • Dapat diterbitkan oleh penerbit resmi dan memperoleh ISBN dari Perpusnas.
  • Lebih menarik dibaca dan dikutip oleh akademisi lain.

Tambahkan abstrak, daftar pustaka, dan biodata penulis di bagian akhir untuk memperkuat kredibilitas akademik.

5. Dilengkapi Bukti Pendukung Saat Laporan BKD

Untuk melaporkan monograf sebagai luaran penelitian, dosen wajib melampirkan:

  • Halaman sampul depan (memuat judul, nama penulis, penerbit, dan ISBN)
  • Halaman pengesahan atau pernyataan penerbitan
  • Surat keterangan penerbit (opsional, tetapi disarankan untuk memudahkan verifikasi)
  • Daftar isi dan cuplikan isi buku (2–3 halaman representatif)

Dokumen ini menjadi dasar penilaian keabsahan publikasi oleh asesor BKD atau LLDIKTI.

Langkah Mudah Menulis Monograf Ilmiah

Banyak dosen merasa menulis monograf adalah pekerjaan besar yang sulit diselesaikan. Padahal, dengan strategi yang tepat dan tahapan yang jelas, prosesnya bisa berjalan lebih terarah, efisien, dan terbit secara sah.

Berikut ini panduan langkah demi langkah untuk menulis monograf ilmiah yang diakui dalam BKD sekaligus memenuhi syarat penerbitan ISBN.

1. Tentukan Fokus dan Tema Utama

Langkah pertama adalah menentukan topik spesifik yang ingin dibahas secara mendalam.

Idealnya, tema berasal dari:

  • Hasil penelitian yang sudah selesai, atau
  • Gagasan ilmiah yang telah Anda kembangkan melalui kajian pustaka dan pengalaman akademik.

Tips:

Pilih topik yang fokus dan berkelanjutan, bukan terlalu luas. Misalnya:

  • “Model Pembelajaran Inovatif di Era Digital” → terlalu umum
  • “Model Pembelajaran STEM untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMA” → spesifik dan layak dijadikan monograf.

2. Buat Kerangka dan Alur Isi Buku

Setelah menentukan tema, buat outline atau kerangka isi monograf.

Susun alur yang logis dan runtut, seperti:

  • Pendahuluan
  • Landasan Teoretis dan Kajian Pustaka
  • Pendekatan atau Kerangka Pemikiran
  • Pembahasan Utama
  • Implikasi dan Rekomendasi
  • Penutup

Tips:

Kerangka ini bisa dikembangkan dari laporan penelitian Anda, namun ubah bahasanya menjadi lebih naratif dan komunikatif agar diterima penerbit ISBN.

3. Tulis dengan Bahasa Akademik yang Luwes

Gunakan gaya bahasa ilmiah yang tetap mudah dibaca:

  • Hindari struktur laporan teknis seperti “rumusan masalah” atau “hipotesis penelitian”.
  • Gunakan kalimat aktif, ringkas, dan komunikatif.
  • Hindari terlalu banyak tabel dan statistik detail; fokus pada interpretasi dan makna ilmiah.
  • Gunakan reference manager seperti Mendeley, Zotero, atau EndNote untuk menjaga konsistensi sitasi.

Tips:

Monograf bukan laporan riset, melainkan “cerita ilmiah” tentang satu ide besar yang Anda dalami.

4. Lakukan Penyuntingan dan Peer Review

Sebelum mengajukan ke penerbit, mintalah rekan sejawat atau kolega untuk meninjau naskah Anda.

Tujuannya untuk:

  • Mengevaluasi kejelasan alur argumentasi.
  • Memastikan kaidah ilmiah sudah terpenuhi.
  • Memperbaiki kesalahan bahasa dan tata letak.

Tips:

Lakukan self-editing juga — baca naskah Anda dari sudut pandang pembaca umum, bukan penulis.

5. Ajukan ke Penerbit Resmi

Setelah naskah siap, ajukan ke penerbit universitas, lembaga penelitian, atau penerbit akademik nasional.

Langkah ini meliputi:

  • Mengirimkan naskah dan biodata penulis.
  • Menjalani proses review dan penyuntingan penerbit.
  • Desain sampul dan tata letak buku.
  • Penerbit mengurus ISBN ke Perpustakaan Nasional.

Tips:

Pastikan penerbit tersebut terdaftar di Perpusnas (bisa dicek melalui situs ISBN Nasional).

Hindari penerbit non-akademik yang tidak memiliki hak terbit ISBN aktif.

6. Lengkapi Bukti untuk BKD

Setelah buku terbit, Anda perlu menyiapkan berkas pendukung untuk pelaporan BKD, antara lain:

  • Halaman sampul depan (berisi judul, nama penulis, ISBN, penerbit).
  • Halaman pengesahan atau kata pengantar penerbit.
  • Daftar isi dan beberapa cuplikan isi buku.
  • Bukti publikasi (surat keterangan penerbit atau tangkapan layar ISBN dari situs Perpusnas).

Tips:

Simpan versi PDF resmi dari penerbit agar mudah dilampirkan dalam sistem BKD daring.

7. Sebarluaskan dan Bangun Jejak Akademik

Monograf yang sudah terbit sebaiknya tidak berhenti di rak buku.

Sebarkan melalui:

  • Repositori institusi atau Google Scholar.
  • Seminar, konferensi, atau media sosial akademik (ResearchGate, Academia.edu).
  • Webinar kampus atau kegiatan ilmiah lain.

Dengan begitu, karya Anda memiliki dampak ilmiah (academic impact) dan visibility yang diakui secara nasional maupun internasional.

Menulis monograf bukan hanya kewajiban administratif, tetapi juga strategi penguatan reputasi akademik dosen.

Setiap monograf adalah bukti nyata kontribusi ilmuwan dalam membangun peradaban pengetahuan.

---

Masih bingung bagaimana memulai menulis monograf atau memastikan karya Anda diakui BKD?

Yuk, berdiskusi bersama kami.

Kami siap berbagi pengalaman dan panduan praktis agar karya ilmiah Anda benar-benar siap terbit dan diakui secara resmi.

Chat Whatsapp kami sekarang >>> Mulai Diskusi.

Posting Komentar